Jumat, 11 Mei 2018

Ternak ruminansia dan non ruminansia

Ternak dapat berupa binatang yang telah mengalami domestikasi. Ternak dapat dibagi menjadi ternak rumniansia, non ruminansia (unggas) dan pseudoruminan (kuda dan kelinci).  ayam, angsa, kalkun, atau itikdapat digolongkan kedalam ternak non ruminansia (unggas) dan untuk sapi, kambing, domba, kuda, dan kerbau masuk kedalam ternak ruminansia. Kali ini saya akan membahas tentang perbadaan antara ternak ruinansia dan ternak non ruminansia(unggas). Perbedaan antara ternak ruminansia dan non ruminansia (unggas) dapat dilihat dari sistem pencernaannya, kebutuhan nutrisi, pakan serta cara memanfaatkan pakan tersebut untuk berproduksi.

1.   PENGERTIAN RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA
a.   Ruminansia
Ruminansia merupakan binatang berkuku genap subordo dari ordo Artiodactyla disebut juga mammalia berkuku. Nama ruminan berasal dari bahasa Latin "ruminare" yang artinya mengunyah kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hewan memamah biak. Hewan ruminansia umumnya herbivora atau pemakan tanaman, sehingga sebagian besar makanannya adalah selulose, hemiselulose dan bahkan lignin yang semuanya dikategorikan sebagai serat kasar. Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau polygastric animal, karena lambungnya terdiri atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan bagian terbesar dan terpenting dalam mencerna serat kasar.
Ruminansia mempunyai kemampuan yang unik yakni mampu mengkonversi pakan dengan nilai gizi rendah menjadi pangan berkualitas tinggi. Proses konversi ini disebabkan oleh adanya proses Microbial fermentation atau fermentasi microbial yang terjadi dalam rumen. Proses ini mengekstraksi zat makanan dari pakan menjadi pangan tersebut melalui berbagai proses metabolisme yang dilakukan oleh mikroorganisme. Populasi mikroba yang terdiri atas bacteria, protozoa, fungi dan kapang melakukan fermentasi yang dikenal dengan enzymatic transformation of organic substances, karena mikroba tersebut menghasilkan berbagai enzim (Steve Bartle, 2006). Peranan mikroorganisme dalam saluran pencernaan ruminansia sangat penting, karena untuk merombak selulosa diperlukan enzim selulase yang hanya dibentuk dalam tubuh mikroorganisme. Melalui proses simbiose mutualisme, mikroorganisme memanfaatkan sebagian bahan yang diambil ruminansia sebagai induk semang dan digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme, selanjutnya mikroorganisme membantu memfermentasi bahan tersebut yang menghasilkan bahan lain yang mampu dimanfaatkan oleh induk semang. Mikroorganisme ini yang terdiri atas bakteri, protozoa, dan jamur, dapat merupakan sumber protein berkualitas tinggi bagi induk semang
b.   Non Ruminansia (unggas)
Ternak nonruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang memiliki lambung tunggal. Sistem perncernaan ternak ini tidak sempurna dibandingkan dengan ternak ruminansia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar