Sexing DOC bisa dilakukan dengan dua metode: 1) sexing kloaka atau 2) sexing bulu. Setiap metode memiliki kesulitannya masing-masing sehingga jarang digunakan oleh pemilik peternakan skala kecil. Sexing kloaka didasarkan pada identifikasi visual jenis kelamin berdasarkan bentuk organ seksual. Sexing bulu didasarkan pada perbedaan antara karakteristik pada saat menetas.
Sexing kloaka pada ayam saat menetas memiliki tingkat kesulitan tersendiri yang menjadikannya cenderung lebih susah dibandingkan menentukan jenis kelamin jenis hewan lainnya. Alasannya karena organ seksual unggas terletak di dalam tubuhnya dan tidak mudah dibedakan. Organ kopulatori ayam bisa diidentifikasi apakah berjenis kelamin jantan atau betina dari bentuknya, namun ada lebih dari 15 perbedaan bentuk untuk diperhatikan. Oleh karena itu, hanya ada beberapa orang memiliki pengalaman dalam menentukan jenis kelamin unggas karena proses yang sulit tersebut. Kebanyakan dari mereka dilatih dan dipekerjakan di hatchery komersial. Pelatihan menjadi chick sexer ini sangat sulit dan terlalu panjang sehingga rata-rata pemilik peternakan unggas jarang menggunakannya.
Sexing bulu berdasarkan ada karakteristik yang membedakan antara ayam jantan dan betina. Metodenya sangat mudah dipelajari oleh anak kandang, namun kemunculan bulu ditentukan oleh sifat-sifat genetik terseleksi yang biasanya tampak pada strain ayam. Kebanyakan strain ayam tidak memiliki karakteristik sexing bulu dan pertumbuhan bulu dari kedua jenis kelamin muncur identikal (hampir sama).
Sexing bulu berdasarkan ada karakteristik yang membedakan antara ayam jantan dan betina. Metodenya sangat mudah dipelajari oleh anak kandang, namun kemunculan bulu ditentukan oleh sifat-sifat genetik terseleksi yang biasanya tampak pada strain ayam. Kebanyakan strain ayam tidak memiliki karakteristik sexing bulu dan pertumbuhan bulu dari kedua jenis kelamin muncur identikal (hampir sama).
Metode paling sesuai dari sexing ayam yang dilakukan oleh para pemilik peternakan yaitu memelihara unggas sampai mulai menunjukkan karakteristik sekunder alami dari ujenis kelaminnya. Pada jantan, jengger dan pialnya akan lebih besar dibandingkan betina dan kepala jantan akan lebih cekung dan terlihat maskulin. Betina akan tumbuh lebih lambat dibanding jantan dan lebih jernih serta terlihat feminin. Pada beberapa varietas, bulu dari tiap jenis kelamin akan berkembang sesuai karakteristik pola warna yang mengidentifikasinya. Varietas unggas ini sama dengan strain sexing bulu yang disebutkan di atas. Sexing berdasarkan karakteristik seksual sekunder biasanya tampak saat ayam berumur 4 hingga 6 minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar